Google

Selasa, 26 Februari 2008

LEAPS

LEAPS singkatan dari Long Term Equity Anticipation Securities

Merupakan Options jangka panjang , jangka waktu 1 tahun atau lebih dan selalu expired di bulan Januari.

LEAPS merupakan pilihan strategi jangka panjang dari suatu options.

Jika kita ingin memiliki suatu saham , kita mempunyai pilihan dengan memiliki LEAPS saja. Jadi tidak perlu membeli sahamnya tetap cukup LEAPS nya saja. ( LEAPS Call )

Atau jika kita ingin memproteksi suatu saham kita dari kerugian yang besar , kita bisa memiliki LEAPS Put untuk memproteksi dalam jangka panjang ( 1 tahun atau lebih).

Index Options dan ETF

INDEX OPTIONS adalah Options dari suatu index.
Index merupakan Harga komposisi dari banyak perusahaan yang tergabung di dalam index tersebut.

Contohnya : Index S&P 500 , adalah gabungan dari 500 perusahaan yang sudah terpilih di dalam index tersebut. Jadi dari 500 perusahaan tersebut dihitung komposisinya dan dijadikan untuk perhitungan harga index.
S&P 500 Code adalah SPX, maka Index Options adalah Optionsnya SPX.


ETF adalah singkatan dari Exchanged Traded Funds.

ETF disebut juga sebagai Sahamnya Index, yang didalamnya terdiri dari berbagai perusahaan yang menjadi anggota Index tersebut.

Contoh :

SPY adalah ETF (Sahamnya Index) dari S&P500Index (SPX)
Didalamnya berarti mengandung komposisi 500 perusahaan yang tergabung didalam S&P500Index (US Market)

QQQQ adalah ETF (Sahamnya Index) dari US Nasdaq 100 Index (NDX)
Yang berarti didalamnya terdiri dari komposisi 100 perusahaan yang tergabung didalam NASDAQ100 Index.

DIA adalah ETF (Sahamnya Index) dari Index DOW JONES 30
Yang berarti di dalamnya terdiri dari komposisi 30 perusahaan yang
tergabung di dalam DOW JONES Index.

Bedanya ETF dengan Index adalah: ETF dapat diperdagangkan seperti sebuah saham perusahaan layaknya.

Pemilik ETF juga akan mendapatkan Dividen jika perusahaan-perusahaan yang menjadi anggota index tersebut ada yang membagikan dividen.

Karena banyak perusahaan-perusahaan yang menjadi bagian di dalam ETF, maka secara otomatis, jika kita membeli ETF, berarti kita secara tidak langsung mendiversifikasikan portofolio kita.

Harga Options

Harga sebuah Options = IV + EV


Harga sebuah Options terdiri dari :
Intrinsic Value (IV) + Ekstrinsic Value (EV)

IV adalah : Nilai atau harga yang sudah terkandung didalam harga sebuah Options.

EV adalah : nilai diluar Intrinsic Value (IV), yang berarti hanya merupakan harga dari Time Value.


Ekstrinsic Value = Time Value


1 kontrak Options = 100 lembar Stock

Buy = Long = Membeli

Sell = Short = Menjual



Pada saat Expiration :

Harga Options (Options Value) =

Selisih antara Harga dimarket dengan Options Strike Price



OPTIONS Premium Price & Factors :

Yang mempengaruhi harga sebuah Options adalah :

-IV Intrinsic Value ; Exercise Price atau Strike Price

-Price of Underlying Asset atau Harga dari Saham / yang mendasari Options tersebut.

-TV Time Factors ; semakin lama jangka waktu sebuah Option maka harganya akan semakin mahal

-Market (Supply & Demand / Hukum Permintaan dan Penawaran) Saat Market sedang Bullish permintaan CALL akan meningkat, sehingga menyebabkan harganya naik, sebaliknya saat Market sedang Bearish permintaan PUT akan meningkat, sehingga harga PUT akan naik.

- Volatility of the underlying asset ; Semakin Volatile maka harga Options akan semakin mahal ; karena kemungkinan untuk menjadi ITM lebih tinggi ; sehingga lebih banyak yang membeli options tersebut dan menyebabkan penjual menaikkan harga.

Fungsi Options

Para investor secara umum menggunakan options dalam 5 hal yaitu :

1. Proteksi nilai asset. ( Asuransi nilai saham )

Salah satu strategi yang umum digunakan dengan options adalah memproteksi nilai portofolio terhadap jatuhnya harga-harga saham, dengan membeli Put option. Dengan membeli Put option ini investor berhak menjual sahamnya pada harga tertentu meskipun dipasar harga saham tersebut sudah turun sampai nol sekalipun.


2. Menghasilkan pendapatan tambahan dari assetnya

Para investor akan menggunakan strategi yang dikenal dengan nama Covered Call untuk menghasilkan pendapatan tambahan dari sahamnya. Ini mirip dengan seorang investor menyewakan rumahnya, tetapi dalam hal ini yang disewakan adalah sahamnya. Dengan strategi ini seorang investor akan Sell Call (menjual kontrak Call option ) dengan jaminan sahamnya. Ketika ia menjual Call option berarti investor tersebut Wajib menjual sahamnya pada harga yang disepakati selama kontrak masih berlaku.

3. Leverage

Options memberikan suatu kesempatan yang besar memperoleh hasil investasi yang tinggi dari modal yang kecil . Disini options memberikan leverage bagi investor tersebut. Options berfungsi sebagai leverage apabila kita hanya membeli optionsnya saja tanpa membeli sahamnya.

4. Discount

Options juga dapat berfungsi sebagai discount untuk membeli saham. Apabila kita ingin membeli saham, kita dapat menawarnya terlebih dahulu agar saham yang akan kita beli harganya menjadi lebih murah. Dan dalam penawaran ini kita mendapatkan suatu premi sejumlah tertentu. Strategi ini disebut pula naked put. Apabila saham telah menyentuh harga yang kita tawar maka kita harus membeli saham tersebut, tetapi harganya tentu lebih murah karena kita telah melakukan penawaran dan menerima premi di awal.

5. Strategy Investasi

Options juga dapat berfungsi sebagai strategi investasi. Karena banyaknya strategi di options, maka options dapat berguna di berbagai situasi market. Baik itu market yang uptrend, sideways maupun downtrend. Strategi strategi ini apabila dipahami dan dipelajari dengan baik , tentu akan sangat membantu kita memperoleh hasil yang kita inginkan dalam berbagai situasi market. Jadi setiap saat kita dapat memasuki market dengan strategi yang berbeda-beda.

Ilustrasi Call Options

Call option
Anda masih ingat dengan definisi call option bukan? Yaitu hak untuk membeli suatu aset diharga tertentu untuk jangka waktu tertentu. Sekarang kita akan mempelajari lebih mendalam lagi dengan apa yang disebut call option. Untuk mempermudah anda memahaminya kami akan berikan sebuah ilustrasi:


A kembali menghubungi B dan berkata: ”Pak B, saya bersedia membeli rumah anda seharga Rp 500 juta, namun saya tidak memiliki uang tunai sebesar itu sekarang, karena uang saya masih di deposito dan butuh waktu untuk mencairkannya. Kalau Pak B bersedia menunggu dua bulan, saat ini saya akan membayar uang tanda jadi sebesar Rp 25 juta. Uang tersebut sebagai tanda keseriusan saya dan sebagai kompensasinya, karena anda harus menunggu 2 bulan. Selambat-lambatnya dalam waktu dua bulan mendatang, saya akan membayar Rp 500 juta untuk menyelesaikan pembelian ini. Dengan demikian Pak B akan menerima Rp. 525 juta, yang berasal dari Rp. 25 juta uang tanda jadi, ditambah Rp. 500 juta lagi yang akan dibayarkan dalam dua bulan kemudian. Jika ternyata dalam waktu dua bulan A tidak menyelesaikan pembayaran sebesar Rp. 500 juta, maka uang tanda jadi yang telah diberikan hangus.”

B berpikir sejenak, ia mempertimbangkan pilihan antara mencari pembeli lain yang bersedia bayar tunai Rp. 500 juta saat ini juga, atau menyetujui usulan A dengan menerima Rp. 25 juta tunai sekarang ditambah Rp. 500 juta dua bulan kemudian. Karena B saat ini tidak dalam keadaan terdesak (butuh uang), akhirnya ia menyetujui usulan A.


Maka dibuatlah Surat Perjanjian / Kontrak Resmi diantara mereka.



Skenario pertama

Ternyata kemudian diketahui, di halaman belakang rumah tersebut mengandung “gas beracun”, yang mengakibatkan harga pasaran rumah tersebut turun jauh, misalnya menjadi Rp 100 juta.

Maka A bisa memutuskan untuk tidak jadi membeli rumah tersebut, karena lebih baik baginya membiarkan uang tanda jadi Rp 25 juta tadi hangus daripada menanggung kerugian yang lebih besar lagi.

Namun uang tanda jadi Rp 25 juta yang telah dibayar dimuka tetap menjadi milik B sebagai penjual (pemilik rumah).

Skenario kedua

Ternyata kemudian diketahui, di halaman belakang rumah tersebut ada “kandungan emas”, sehingga harga pasaran rumah tersebut naik menjadi mahal sekali, misalnya menjadi Rp 1 Milyar.

Maka A yang sudah membayar uang tanda jadi, ber-hak membeli rumah tersebut dengan harga perjanjian, yaitu Rp 500 juta, lalu menjualnya seharga Rp 1 Milyar, dan memperoleh keuntungan. Sedangkan B yang sudah terikat kontrak ber-kewajiban menjual kepada A (tidak bisa menjual kepada pihak lain (pihak III) selama masih terikat kontrak).

Uang tanda jadi tersebut di dunia option disebut dengan premi.



Ilustrasi call option pada saham
Misalkan harga saham Microsft (simbol : MSFT) saat ini berada pada harga US$30 per lembar. A ingin membeli MSFT, sebanyak 100 lembar. Maka dibuatlah kontrak antara A dan penjual (B) sebagai berikut : Image




Kontrak call option



Pembeli call option : A (hak membeli)

Penjual call option : B (wajib menjual)



Nama aset : Saham Microsoft (MSFT)

Jumlah kontrak : 1 kontrak (100 lembar saham)

Masa berlaku : 2 bulan dari sekarang



A membayar kepada B premi sejumlah :

US$ 0,6 per lembar x 100 lembar = US$ 60



Apa yang terjadi jika kemudian harga MSFT naik ataupun turun?

Skenario pertama: Harga MSFT naik

Misalkan Microsoft mengumumkan ke publik akan meluncurkan produk baru yang sangat inovatif, harga saham Microsoft naik menjadi US$ 50.

Maka sebagai call option buyer, A memperoleh keuntungan, karena ia mempunyai hak untuk membeli saham Mircosoft di harga US$ 30, sedangkan saat ini harga saham Microsoft di pasar bernilai US$ 50. Dengan kata lain A dapat membeli saham Microsoft di harga US$ 30 dan kemudian menjualnya dengan harga US$ 50 (profit = US$ 20 per lembar).

Keuntungan bersih A (net profit) adalah US$ 20 dikurangi premi yang telah dibayar sebesar US$ 0,6 per lembar = US$ 19,4 per lembar.

Karena 1 kontrak option mewakili 100 lembar saham, maka total net profit = US$ 19,4 X 100 = US$ 1.940.

Semakin naik harga saham Microsoft, A sebagai call option buyer akan semakin besar keuntungannya.

Sedangkan B sebagai call option seller, yang menerima premi US$ 0,6 per lembar mempunyai kewajiban menjual Micrososft di harga US$ 30 per lembar. Semakin naik harga saham Microsoft, B akan menanggung kerugian semakin besar.

Jika harga saham naik:

call option buyer semakin untung,

call option seller semakin rugi.



Skenario kedua: Harga MSFT turun

Misalkan Microsoft harga saham Microsoft turun drastis menjadi US$ 10.

Maka sebagai call option buyer, A tidak memiliki kewajiban untuk membeli. Karena lebih menguntungkan baginya untuk membeli saham Microsoft di pasar dengan harga US$ 10 daripada membeli dari B dengan harga US$30. Maka A lebih baik membiarkan haknya hangus (expired worthless).

Dalam hal ini kerugian A adalah sebesar premi yang telah dibayarkan, yaitu US$ 0,6 per lembar x 100 lembar = US$ 60. Berapapun penurunan harga saham Microsoft, maksimum kerugian yang bisa dialami A adalah sebesar US$ 0,6 per lembar.

Sebaliknya, keuntungan maksimum yang bisa diperoleh B adalah sebesar premi yang diterima, sedangkan potensi kerugiannya tak terbatas.

Kita membeli call option jika memperkirakan harga saham akan naik.

Ilustrasi Put Options

Put option

Put option adalah hak untuk menjual suatu aset diharga tertentu untuk jangka waktu tertentu. Untuk mempermudah anda memahaminya kami akan berikan sebuah ilustrasi berikut.


Ilustrasi put option

Misalkan A telah membeli rumah seharga Rp 500 juta. Karena ia ingin mendapatkan perlindungan atas rumah tersebut, ia membayar premi sebesar Rp 5 juta untuk asuransi rumahnya secara all-risk selama 1 tahun.

Perusahaan asuransi yang menerima uang premi tersebut memberikan jaminan perlindungan dengan wajib mengganti jumlah kerugian yang mungkin terjadi atas rumah tersebut selama masa kontrak sampai senilai maksimal Rp 500 juta.

Skenario pertama: terjadi musibah atas rumah yang diasuransikan

Terjadi musibah kebakaran atas rumah yang diasuransikan sehingga nilai rumah turun menjadi Rp 100 juta, atau terjadi kerugian sebesar Rp. 400 juta.

Maka A berhak melakukan klaim dan perusahaan asuransi untuk berkewajiban untuk mengganti kerugiannya sebesar Rp 400 juta. Dengan kata lain, nilai polis yang dibayarkan senilai Rp 5 juta tadi, sekarang bernilai Rp 400 juta.



Skenario kedua: tidak terjadi apa-apa pada rumah yang diasuransikan.

Satu tahun kemudian rumah tersebut tidak terjadi apa-apa, malah harganya naik menjadi Rp 800 juta. Maka keuntungan dari kenaikan ini adalah hak A sebagai pemilik rumah.

Sedangkan premi yang telah dibayarkan kepada perusahaan asuransi tentunya tidak bisa diminta kembali.



Ilustrasi put option pada saham
Misalkan A memperkirakan bahwa harga saham perusahaan pembuat alat-alat berat Caterpillar (simbol : CAT), akan turun harganya. Oleh karena itu A membeli put option dari B, yang memberikan hak kepadanya untuk menjual saham CAT di harga US$ 40 per lembar selama jangka waktu satu tahun, untuk itu A membayar premi sebesar US$ 3 per lembar. Image




Kontrak put option



Pembeli put option : A (hak jual)

Penjual put option : B (wajib beli)



Nama aset : Saham Caterpillar (CAT)

Jumlah kontrak : 1 kontrak (100 lembar saham)

Masa berlaku : 1 tahun dari sekarang



A membayar premi kepada B sebesar :

US$ 3 per lembar x 100 lembar = US$ 300



Apa yang terjadi jika kemudian CAT naik ataupun turun?



Skenario pertama: Harga CAT turun.

Karena suatu alasan harga saham CAT turun menjadi US$ 20.

Maka A sebagai put option buyer berhak menjual saham CAT di harga US$40, dimana saat ini saham di pasar hanya bernilai US$ 20. Dengan kata lain A dapat membeli saham CAT di harga US$ 20 dan kemudian menjualnya dengan harga US$ 40 (profit = US$ 20 per lembar).

Keuntungan bersih A (net profit) adalah US$ 20 dikurangi premi yang telah dibayar sebesar US$ 3 per lembar = US$ 17 per lembar.

Karena 1 kontrak option mewakili 100 lembar saham, maka total net profit = US$ 17 X 100 = US$ 1.700.

Semakin turun harga saham CAT, A sebagai put option buyer akan semakin besar keuntungannya.

Sedangkan B sebagai put option seller, yang menerima premi US$ 3 per lembar mempunyai kewajiban membeli CAT di harga US$ 40 per lembar. Semakin turun harga saham CAT, B akan menanggung kerugian semakin besar.


Jika harga saham turun:

put option buyer semakin untung,

put option seller semakin rugi.





Skenario kedua: Harga CAT naik.

Misalkan tiba-tiba terjadi bencana alam yang dasyat yang melanda banyak negara, maka permintaan akan alat-alat berat akan meningkat tajam, sehingga membuat harga saham CAT sebagai produsen alat berat naik tinggi sekali, misalkan menjadi US$ 100 per lembar.

Jika A menggunakan haknya untuk menjual saham CAT di harga US$ 40 per lembar, sedangkan harga CAT sekarang di pasar bernilai US$ 100 per lembar, maka A akan mengalami kerugian sebesar US$ 60 per lembar. Maka A lebih baik memutuskan untuk membiarkan haknya hangus (Expired Worthless).

Dapat disimpulkan maksimum kerugian A sebagai put option buyer adalah sebesar premi yang dibayarkan.

Sebaliknya, keuntungan maksimum yang bisa diperoleh B adalah sebesar premi yang diterima, sedangkan potensi kerugiannya tak terbatas sampai harga saham CAT menjadi nol.

Kita membeli put option jika memperkirakan harga saham akan turun.

Sejarah Options

Walaupun tidak diketahui secara pasti sejak kapan pertama kalinya kontrak Options diperdagangkan, namun diperkirakan para ahli matematika dan ahli filsuf sejak jaman Romawi dan Yunani dulu telah menggunakan metode yang sama seperti kontrak Options.

Para ahli matematika dan ahli filsuf tersebut saat itu yakin akan prospek buah Zaitun (olive) saat itu kedepan akan sangat baik, sehingga menggunakan Options untuk mengantisipasi harga dikemudian hari. Saat musim sepi, dimana permintaan akan olive tidak ada, mereka memperoleh hak dengan harga sangat rendah dan kemudian menungu permintaan sedang banyak sehingga harga naik tinggi sekali, karenanya mereka yang mempunyai hak untuk membeli di harga perjanjian yang rendah tadi, menggunakan haknya guna mendapatkan hasil berlipat ganda.

Di Belanda pada awal tahun 1660an, perdagangan kontrak Options untuk bunga Tulip mulai dikembangkan. Pada awalnya pedagang bunga Tulip menggunakan Call Options (Hak Beli) untuk memastikan harga yang layak untuk memenuhi permintaan. Disaat yang bersamaan, para petani bunga Tulip menggunakan Put Options (Hak Jual) untuk memastikan harga jual yang memadai.

Tetapi perdagangan kontrak Options di Belanda ini tidak bertahan lama, setelah para spekulan saat itu ikut memperdagangkan kontrak Options untuk mencari keuntungan. Saat harga pasar sedang jatuh, banyak sekali spekulan-spekulan yang tidak mampu memenuhi kewajiban mereka, sehingga membuat perekonomian hancur pada saat itu. Tidaklah mengejutkan, dalam situasi atau market yang tidak ada regulasi pada saat itu, para spekulan telah mencemari kepentingan-kepentingan pihak-pihak yang terkait atau benar-benar berkepentingan terhadap kontrak Options tersebut, yaitu para petani maupun para pedagang bunga Tulip.Kejadian yang kurang lebih serupa seperti di Belanda, terulang di Inggris kira-kira 100 tahun kemudian sejak kejadian di Belanda.



AWAL PERMULAAN OPTIONS DI AMERIKA


Di Amerika perdagangan kontrak Options pertama kali ada, tidak lama setelah adanya perdagangan saham. Di awal abad ke-19, Kontrak Options (Call Options maupun Put Options) dikenal sebagai Privileges (Hak Istimewa), tetapi tidak diperdagangkan di bursa.


Karena bermacam-macam perjanjian yang bisa dibuat, maka saat itu hanya tergantung kepada pihak pembeli maupun penjual yang sepakat untuk menemukan satu sama lain.

Kemudian diikuti oleh perusahaan-perusahaan yang mulai menawarkan dengan lebih spesifik melalui iklan-iklan di Koran.

Tidak seperti apa yang terjadi di Belanda dan Inggris jaman dulu, Options di Amerika secara spesifik dirumuskan dengan penelitian-penelitian yang serius dan cermat. Sekalipun telah diresmikan oleh Investment Act pada tahun 1934, didirikan badan khusus untuk mengawasi perdagangan dengan nama Securities & Exchange Commission (SEC).


Pada awalnya, perkembangan Options relatif lambat. Saat tahun 1968 saja jumlah kontrak yang diperdagangkan tidak lebih dari 300 ribu kontrak, karena saat itu para investor melakukan deal (perjanjian) lewat telepon, sedangkan disatu sisi mereka susah mengetahui apa yang sedang terjadi di market pada saat itu dan kendala-kendala lainnya.


Adalah, Joseph W.Sullivan, Wakil Presiden Bagian Perencanaan pada Chicago Board of Trade (CBOT) saat itu, yang pertama kali meneliti kemungkinan-kemungkinan untuk diversifikasi ke pasar Options. Dia menghitung dari dua segi kemungkinan yang adil bagi kedua belah pihak dalam berbagai situasi dan keadaan pasar (market) yang bisa terjadi.


Kemudian dia menyimpulkan bahwa ada dua unsur kunci yang hilang atau tidak ada. Dia menyadari bahwa unsur-unsur yang mempengaruhi harga Options itu terdiri dari banyak variable atau faktor tak tetap. Lalu dirumuskan standarisasi harga perjanjian masing-masing kontrak (strike price), waktu kontrak Options kadaluarsa (Expired Date), ukuran (Size) yang sekarang, umunya kita kenal 100 lembar untuk tiap-tiap 1 kontrak Options, dan unsur-unsur lainnya yang bersangkutan. Yang paling penting adalah, dia merekomendasikan atau memperkenalkan ciptaaannya sebagai perantara resmi dari kontrak yang ada, dan menjamin penyelesaiaannya (Settlement), dimana saat ini dikenal sebagai Options Clearing House.


Guna menggantikan dealer Options yang dulunya hanya sebagai perantara antara pembeli dan penjual, CBOT mendirikan Chicago Board Options Exchange (CBOE) dan mulai memperdagankan Call Options pada 16 saham pada 26 April 1973. Pada hari pertama terjadi transaksi sebesar 911 kontrak dan kemudian meroket menjadi 200.000 kontrak lebih di tahun berikutnya.


Kemudian bank-bank dan perusahaan-perusahaan asuransi memasukkan Options kedalam portofolio mereka, membuat perkembangan Options berkembang semakin pesat, hingga pada akhir tahun 1974 saja, rata-rata jumlah kontrak Options yang diperdagangkan telah mencapai rata-rata 200.000 kontrak perhari.

Tipe Options

OPTIONS ada 2 tipe , yaitu CALL OPTION dan PUT OPTION

CALL OPTION adalah : Kontrak resmi yang memberikan Hak untuk membeli sebuah asset pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

PUT OPTION adalah : Kontrak resmi yang memberikan Hak untuk menjual sebuah asset pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu. (kebalikan dari Call Option)



Dalam dunia dagang kita mengenal dua posisi sebagai pihak penjual dan pembeli, demikian juga di perdagangan Options.


Dalam trading / investasi di Options nantinya, kita bisa memilih sebagai

a. Options Buyer : sebagai pembeli Kontrak Resmi, atau
b. Options Seller : sebagai penjual Kontrak Resmi

Option Basic

Definisi Options

OPTIONS = Kontrak resmi yang memberikan Hak (tanpa adanya kewajiban) untuk membeli atau menjual sebuah asset pada harga tertentu dan dalam jangka waktu tertentu.

Options merupakan salah satu instrumen di dunia pasar modal (derivatives) untuk meminimalisasi resiko dan sekaligus memaksimalkan keuntungan dengan daya ungkit (leverage) yang lebih besar (Limited Loss with Unlimited Profit).

Dengan karakteristiknya, berinvestasi maupun trading di Options agak berbeda dengan berinvestasi di saham (stock) secara konvensional yang kita kenal pada umumnya. Karakteristik pada Options inilah yang membuatnya semakin popular dan dijadikan investasi di portofolio oleh para institusi-institusi, misalnya : perusahaan asuransi, bank, serta para hedge fund manager & professional money manager kelas dunia. Options saat ini begitu fenomenal dengan pertumbuhannya yang luar biasa.